Biji kopi merupakan biji kering dari buah kopi yang telah dipetik, diolah, dan dikeringkan. Biji kopi merupakan komoditas yang bernilai ekonomi tinggi dan menjadi salah satu komoditas ekspor utama Indonesia.
Pertumbuhan Kopi Nasional
Berdasarkan laporan Statistik Indonesia 2023 dari Badan Pusat Statistik (BPS), produksi kopi Indonesia mencapai 794,8 ribu ton pada 2022, meningkat sekitar 1,1% dibanding tahun sebelumnya.
Melihat trennya dalam sedekade terakhir, produksi kopi secara nasional sempat mengalami penurunan ke level terendahnya sebesar 639.355 ton pada 2015. Namun, jumlahnya cenderung meningkat pada 2016-2021 hingga mencapai angka tertingginya pada 2022.
Provinsi Penghasil Kopi Terbesar
Pada 2022 Sumatra Selatan menjadi provinsi penghasil kopi terbesar, yakni 212,4 ribu ton atau 26,72% dari total produksi kopi nasional. Selanjutnya ada Lampung dengan produksi kopi 124,5 ribu ton, Sumatra Utara 87 ribu ton, dan Aceh 75,3 ribu ton.
Pada Tahun 2020, Tercatat Luas lahan perkebunan kopi di OKU mencapai sekitar 21.983 hektare, dengan produksi mencapai sekitar 34.350 ton per tahun. (Sumber Data BPS OKU)
Kopi yang dihasilkan di OKU sebagian besar merupakan kopi arabika, yang dikenal memiliki cita rasa yang khas dan berkualitas tinggi. Kopi arabika dari OKU telah diekspor ke berbagai negara, seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Eropa.
Selain memiliki nilai ekonomi tinggi, biji kopi juga memiliki berbagai manfaat kesehatan, antara lain:
- Meningkatkan energi
- Meningkatkan fokus dan konsentrasi
- Membantu menurunkan berat badan
- Meningkatkan kesehatan jantung
- Mengurangi risiko penyakit Alzheimer dan Parkinson
- Meningkatkan fungsi otak
- Membantu mengurangi stres
- Meningkatkan mood
Pemerintah Kabupaten OKU memiliki peran penting dalam mengembangkan pertanian kopi di daerah tersebut.
Pemerintah dapat melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan produksi dan kualitas biji kopi, antara lain:
- Meningkatkan kualitas benih kopi
- Memberikan pelatihan kepada petani kopi
- Menyediakan akses permodalan
- Meningkatkan promosi kopi OKU
Dengan upaya-upaya tersebut, diharapkan produksi dan kualitas biji kopi OKU dapat terus meningkat, sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat dan perekonomian daerah.
Mungkin beberapa rekomendasi ini dapat dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten OKU untuk mengembangkan pertanian kopi di daerah penghasil Kopi:
- Melakukan penelitian untuk mengembangkan varietas kopi OKU yang lebih unggul dan adaptif terhadap perubahan iklim.
- Meningkatkan daya saing kopi OKU di pasar global dengan menerapkan praktik-praktik pertanian berkelanjutan.
- Membangun infrastruktur pendukung, seperti jalan, jembatan, dan jaringan listrik, untuk memudahkan akses petani kopi ke pasar.
- Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kopi OKU melalui program promosi dan edukasi.
Dengan upaya-upaya tersebut, diharapkan pertanian kopi di Kabupaten OKU dapat menjadi salah satu sektor ekonomi yang berdaya saing tinggi dan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.
Berikut rincian 10 provinsi penghasil kopi terbesar nasional pada 2022:
- Sumatra Selatan: 212,4 ribu ton
- Lampung: 124,5 ribu ton
- Sumatra Utara: 87 ribu ton
- Aceh: 75,3 ribu ton
- Bengkulu: 60,1 ribu ton
- Jawa Timur: 45,8 ribu ton
- Sulawesi Selatan: 29,4 ribu ton
- Jawa Tengah: 26,9 ribu ton
- Nusa Tenggara Timur: 26,6 ribu ton
- Jambi: 19,5 ribu ton
Adapun Kepulauan Bangka Belitung, Gorontalo, dan Papua Barat merupakan provinsi dengan produksi kopi paling sedikit di Indonesia, yaitu hanya 0,1 ton atau 100 kilogram (kg). Di sisi lain, Kepulauan Riau, Maluku Utara, dan DKI Jakarta sama-sama tidak memproduksi kopi pada 2022.Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) merupakan salah satu penghasil biji kopi terbesar di Indonesia.
Baca Juga
Penulis: F.WTKEditor: F.WTK
Dapatkan update informasi pilihan dan berita terbaru setiap hari dari Satuoku.com, Yuk gabung di grup Telegram "1#OKU", caranya klik link ini : JOIN NOW, kemudian bergabung. Anda harus menginstal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel Anda.